Jumat, 22 Juni 2012

BISOPROLOL

     
bisoprolol
     
Bisoprolol
.: Kemasan & No Reg :.
Bisoprolol 5 mg tablet (1 box berisi 3 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0608513317A1.

.: Farmakologi :.
Bisoprolol merupakan bloker reseptor β-1 adrenergik utama (bersifat kardioselektif) tanpa aktivitas stimulasi reseptor β-2 dan waktu paruh eliminasi plasma sekitar 10-12 jam sehingga memungkinkan dosis sekali sehari. Dengan ciri tersebut Bisoprolol sebagai dapat β-bloker dapat mengobati hipertensi dan angina pektoris. Bisoprolol mengurangi tekanan darah pada pasien hipertensi pada posisi berdiri maupun berbaring. Hipertensi postural atau hipertensi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan elektrolit tidak termasuk indikasi Bisoprolol. Pada pasien dengan angina pektoris, Bisoprolol dapat mengurangi serangan dan meningkatkan kapasitas kerja fisik sehari-hari. Pada dosis terapi, Bisoprolol lebih sedikit efek konstriksinya pada pembuluh darah perifer dan bronkiol daripada golongan β-bloker yang nonselektif.

.: Indikasi :.
Hipertensi dan penyakit jantung koroner (angina pektoris).

.: Kontra Indikasi :.
  • Gagal jantung akut atau selama episode dekomposisi gagal jantung yang memerlukan terapi intravena inotropik.
  • Syok kardiogenik
  • Blok AV derajat 2 atau 3 (tanpa peacemaker)
  • Sindrom sinus
  • Blokade sinoatrial
  • Bradikardia yang kurang dari 60 denyut / menit sebelum memulai pengobatan
  • Hipotensi (tekanan darah sistolik kurang dari 100 mmHg)
  • Asma bronkial parah atau penyakit paru obstruktif kronis yang parah
  • Tahap akhir penyakit oklusif arteri periferal dan sindroma Raynaud
  • Faeokromositoma yang tidak diobati
  • Asidosis metabolik
  • Hipersensitif terhadap Bisoprolol

.: Dosis :.
5 mg sehari pada pagi hari, sebelum atau sesudah sarapan.
Pada kasus ringan, Bisoprolol 5 mg sehari sudah mencukupi. Kebanyakan pasien dikontrol dengan 10 mg sehari, hanya beberapa kasus diperlukan dosis 20 mg sehari. Untuk pasien gagal ginjal tahap terakhir atau gangguan fungsi hati yang parah, maksimal dosis adalah 10 mg sehari. Tidak disarankan menghentikan obat secara mendadak.

.: Efek Samping :.
Dispnoea, pusing, kardiomiopati, bradikardia, hipotensi, takikardia, kelelahan, infeksi virus, pneumonia.

.: Over Dosis :.
Bila terjadi overdosis, pengobatan menggunakan Bisoprolol sebaiknya dihentikan. Tindakan suportif yang secara umum dilakukan pada kasus-kasus tertentu, antara lain :
  • Bradikardia : diberikan Atropin IV, atau bahan lain seperti Isoprenaline yang merupakan zat aktif kronotropik positif yang pemberiannya harus dilakukan secara hati-hati. Pada beberapa kondisi khusus, penggunaan pacemaker transvena mungkin diperlukan.
  • Hipotensi : diberikan cairan vasopresor IV. Glukagon IV mungkin berguna.
  • Blok AV (derajat 2 atau 3) : pasien harus hati-hati dimonitor dan diberikan Isoprenalin infus atau penggunaan pacemaker transvena.
  • Gagal jantung akut yang memburuk: diberikan diuretik IV, zat inotropik, atau zat vasodilator.
  • Bronkospasme : diberikan bronkodilator seperti Isoprenalin, obat simpatomimetik ß2 dan atau Aminofilin.
  • Hipoglikemia : diberikan glukosa IV.

.: Peringatan dan Perhatian :.
Pada penderita pheokromositoma, Bisoprolol sebaiknya tidak diberikan setelah terjadi blokade α. 
Penggunaan Bisoprolol dianjurkan berhati-hati pada :
  • Bronkospasme (asma bronkial, penyakit saluran nafas obstruktif)
  • Bersamaan dengan anastesi inhalasi
  • Diabetes melitus dengan fluktuasi kadar gula darah yang cukup besar (dapat menyamarkan gejala hipoglikemia)
  • Puasa ketat
  • Terapi desentisasi
  • Blok AV tahap awal
  • Angina Prinzmetal
  • Penyakit oklusif arterial perifer (terutama di awal terapi)

Tidak ada pengalaman terapeutik Bisoprolol pada pasien gagal jantung yang disertai kondisi :
  • Gagal jantung NYHA fase II
  • Diabetes melitus (type I)
  • Gagal ginjal  yang sudah tidak bisa diperbaiki (kreatinin serum ≥300 micromol/L)
  • Gagal hati  yang sudah tidak bisa diperbaiki
  • Pasein usia lebih dari 80 tahun
  • Kardiomiopati restriktif
  • Penyakit jantung konginental
  • Penyakit  valvular organik hemodinamik signifikan
  • Infark miokardial yang sudah berlangsung selama 3 bulan
  • Pada pasien asma bronkial atau penyakit paru obstruktif kronik lainnya, yang dapat menyebabkan kambuhnya gejala, sebaiknya juga diberikan bersamaan dengan bronkodilator. Di saat meningkatnya resistensi pernafasan yang dapat terjadi pada pasien asma, maka dosis dosis stimulan ß2 juga sebaiknya dinaikkan. Seperti sifat ß-bloker lainnya, Bisoprolol dapat meningkatkan sensitivitas terhadap alergen dan keparahan reaksi anafilaksis. Terapi menggunakan adrenalin, tidak selalu memberikan efek terapeutik yang diharapkan. Pasien psoriasis atau ada sejarah mengidap psoriasis sebaiknya diberikan ß-bloker (misal Bisoprolol) setelah dengan hati-hati mempertimbangkan manfaat dan risikonya.
  • Bila sedang terapi dengan Bisoprolol, adanya gejala tirotoksikosis bisa menjadi tersamar.
  • Awal terapi dengan Bisoprolol diperlukan monitoring rutin.
  • Penggunaan Bisoprolol pada wanita hamil dan menyusui sebaiknya dipertimbangkan juga manfaat dan risikonya.

.: Interaksi Obat :.
Kombinasi obat yang tidak dianjurkan adalah :
  • Antagonis kalsium : pengaruh negatif pada kontraktilitas, konduksi atrio-ventrikular dan tekanan darah
  • Klonidin : meningkatkan risiko rebound hypertension seperti mengurangi berlebihan denyut jantung dan konduksi kardiak.
  • Penghambat MAO (Mono Amino Oksidase) kecuali penghambat MAO-B : meningkatkan efek hipotensi dari ß-bloker tetapi juga risiko krisis hipertensinya.

Kombinasi yang harus digunakan dengan berhati-hati :
  • Obat antiaritmia kelas 1 (misal disopiramid, kuinolon) : efek pada masa konduksi atrial dan kemungkinan dapat meningkatnya efek inotropik negatif.
  • Obat antiaritmia kelas 3 (misal amiodaron) : efek pada masa konduksi atrial
  • Obat parasimpatomimetik (termasuk Tacrine) : masa atrio-ventikular kemungkinan dapat meningkat
  • ß-bloker lainnya termasuk tetes mata dapat menimbulkan efek aditif.
  • Insulin dan obat anti diabetes : mengintensifkan efek menurunnya kadar gula darah. Blokade adrenoreseptor-ß bisa menutupi gejala hipoglikemia.
  • Obat anastesi : melemahkan refleks takikardia dan meningkatkan risiko hipotensi. Blokade reseptor-ß yang terus-menerus dapat mengurangi risiko terjadi aritmia selama induksi dan intubasi. Anestesiolog harus mendapatkan informasi bila pasien tersebut sedang menggunakan Bisoprolol.
  • Digitalis : mengurangi denyut jantung, meningkatkan waktu konduksi artrio-ventrikular
  • Obat yang menghambat sintetase prostaglandin : mengurangi efek Bisoprolol.
  • Derivat ergotamin : memperburuk gangguan pada sirkulasi perifer.
  • Obat simpatomimetik : kombinasi dengan Bisoprolol dapat mengurangi efek kedua obat. Epinefrin dosis tinggi mungkin diperlukan untuk pengobatan dari reaksi alergi.
  • Antidepresan trisiklik, barbiturat, fenotiasin seperti antihipertensi lainnya dapan meningkatkan efek penurunan tekanan darahnya.
  • Rifampisin : dapat mengurangi waktu paruh Bisoprolol, hal ini dikarenakan induksi enzim metabolisme di hati. Biasanya tidak perlu penyesuaian dosis.

.: Lain-lain :.
Penyimpanan:
Simpan pada suhu 15-25°C, lindungi dari cahaya matahari langsung dan kelembaban.
REGIT TABLET     
KOMPOSISI
Domperidone Maleat.

INDIKASI
Mual & muntah pada fungsional, organik, infektius atau mengenai diet atau pengaruh radioterapi atau terapi obat; sindrom complex functional dyspeptic; mual & muntah yang disebabkan pemakaian levodopa & bromocriptine pada kemoterapi & radioterapi kanker pada anak.

KONTRA INDIKASI
Prolactin-releasing pituitary tumour. Anak ( Kecuali dalam kemoterapi & radioterapi kanker).

PERHATIAN
Penggunaan jangka panjang. Kerusakan ginjal & hati. Kehamilan & laktasi.

EFEK SAMPING
Galactorrhea, gynecomastia; mulut kering, diare, sakit kepala, ruam kulit, haus, gatal, gugup.

INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL
C: Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.

KEMASAN
Tablet salut selaput 10 mg x 5 x 10's.

DOSIS
  • Dispepsia Fungsional Dewasa & usia lanjut 3 x sehari 10-20 mg & sehari 10-20 mg pada waktu tidur tidak > 12 minggu.
  • Mual & muntah Dewasa & usia lanjut 10-20 mg tiap 4-8 jam.
  • Anak 0.2-0.4 mg/kg/hari tiap 4-8 jam.
  • Kemoterapi & radioterapi kanker 0.2-0.4 mg/kg/hari tiap 4-8 jam.

  • PENYAJIAN
    Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan)

    PABRIK
    Landson.

    Sabtu, 16 Juni 2012

    Generik HJ
         
    metformin
         
    Metformin
    .: Kemasan & amp; No Reg :.
    Metformin 500 mg tablet (1 box berisi 10 strip @ 10 tablet), No. Reg : GKL0608513117A1.

    .: Farmakologi :.
    Meftormin merupakan obat antidiabetik oral yang berbeda dari golongan sulfonilurea baik secara kimiawi maupun dalam cara bekerjanya. Obat ini merupakan suatu biguanida yang tersubsitusi rangkap yaitu Metformin (dimethylbiguanide) Hydrochloride. Mekanisme kerja Metformin antara lain :
    • Metformin merupakan zat antihiperglikemik oral golongan biguanid. Mekanisme kerja Metformin menurunkan kadar gula darah dan tidak meningkatkan sekresi insulin.
    • Metformin tidak mengalami metabolisme di hati, diekskresikan dalam bentuk yang tidak berubah terutama dalam air kemih dan sejumlah kecil dalam tinja.

    : Indikasi :.
    • Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak tergantung insulin dan kelebihan berat badan dimana kadar gula tidak bisa dikontrol dengan diet saja.
    • Dapat dipakai sebagai obat tunggal atau dapat diberikan sebagai obat kombinasi dengan Sulfonilurea.
    • Untuk terapi tambahan pada penderita diabetes dengan ketergantungan terhadap insulin yang simptomnya sulit dikontrol.

    .: Kontra Indikasi :.
    • Koma diabetik dan ketoasidosis.
    • Gangguan fungsi ginjal yang serius, karena semua obat-obatan terutama dieksresi melalui ginjal.
    • Penyakit hati kronis, kegagalan jantung, miokardial infark, alkoholisme, keadaan penyakit kronik atau akut yang berkaitan dengan hipoksia jaringan. Keadaan yang berhubungan dengan laktat asidosis seperti syok, insufisiensi pulmonal, riwayat laktat asidosis, dan keadaan yang ditandai dengan hipoksemia.
    • Hipersensitif tehadap obat ini.
    • Kehamilan dan menyusui.

    .: Dosis :.
    Dosis awal 500 mg : 1 tablet 3 kali sehari.
    • Pemberian Metformin 500 mg dalam beberapa hari biasanya cukup dapat mengendalikan penyakit diabetes, tetapi tidak jarang efek terlambat dicapai sampai dua minggu. Apabila dosis yang diinginkan tidak tercapai, dosis dapat dinaikkan secara berhati-hati (maksimum 3 gram sehari). Bila gejala diabetes telah dapat dikontrol, dosis dapat diturunkan.
    • Pada pengobatan kombinasi dengan sulfonilurea, mula-mula diberikan 1 tablet Metformin 500 mg, dosis dinaikkan perlahan-lahan sampai diperoleh kontrol optimal. Dosis sulfonilurea dapat dikurangi, pada beberapa pasien bahkan tidak perlu diberikan lagi. Pengobatan dapat dilanjutkan dengan metformin sebagai obat tunggal.
    • Apabila diberikan bersama insulin, dapat mengikuti petunjuk ini :
    1. Bila dosis insulin kurang dari 60 unit sehari, permulaan diberikan satu tablet metformin 500 mg, kemudian dosis insulin dikurangi secara berangsur-angsur (4 unit setiap 2–4 hari). Dosis Metformin dapat ditambah setiap interval mingguan.
    2. Bila dosis insulin lebih dari 60 unit sehari, pemberian Metformin adakalanya menyebabkan penurunan kadar gula darah dengan cepat. Pasien yang demikian harus diobservasi dengan hati-hati selama 24 jam pertama setelah pemberian Metformin. Setelah itu dapat diikuti petunjuk (1).
    • Tablet diberikan bersama makanan atau setelah makan. Dosis percobaan tunggal. Penentuan kadar gula darah setelah pemberian suatu dosis percobaan tunggal tidak memberikan petunjuk apakah seorang penderita diabetes akan memberikan respon terhadap Metformin berminggu-minggu. Oleh karena itu dosis percobaan tunggal tidak digunakan sebagai penilaian.

    .: Efek Samping :.
    • Metformin dapat diterima baik oleh pasien dengan hanya sedikit gangguan gastrointestinal yang biasanya bersifat sementara. Hal ini umumnya dapat dihindari apabila metformin diberikan bersama makanan atau dengan mengurangi dosis secara temporer. Biasanya efek samping telah lenyap pada saat diabetes dapat dikontrol.
    • Bila tampak gejala-gejala intoleransi, penggunaan Metformin tidak perlu langsung dihentikan, biasanya efek samping demikian tersebut akan hilang pada penggunaan selanjutnya.
    • Anoreksia, mual, muntah, diare.
    • Berkurangnya absorbsi vitamin B12.

    .: Over Dosis :.
    • Gejala-gejala : hipoglikemia dapat terjadi bila diberikan bersama Sulfonilurea, Insulin atau alkohol. Pada dosis berlebih dapat terjadi asidosis.
    • Cara penanggulangan : Terapi penunjang dapat diberikan secara intensif terutama memperbaiki hilangnya cairan dan gangguan metabolik.

    .: Peringatan dan Perhatian :.
    • Hati-hati penggunaan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
    • Tidak dianjurkan penggunaan pada kondisi dimana menyebabkan dehidrasi atau pada penderita yang baru sembuh dari infeksi serius atau taruma.
    • Dianjurkan pemeriksaan berkala kadar B12 pada penggunaan jangka panjang.
    • Oleh karena adanya kemungkinan terjadinya hipoglikemia pada penggunaan kombinasi dengan Sulfonilurea, kadar gula dalam darah harus dimonitor.
    • Pada pengobatan kombinasi Metformin dan insulin, sebaiknya dilakukan di rumah sakit agar tercapai rasio kombinasi pada kedua obat dengan mantap.
    • Hati-hati pemberian pada pasien usia lanjut yang mempunyai gangguan fungsi ginjal.
    • Tidak direkomendasikan penggunaan pada anak-anak.

    .: Interaksi Obat :.
    • Kemungkinan terjadi interaksi antara Metformin dan antikoagulan tertentu. Dalam hal ini mungkin diperlukan penyesuaian dosisi antikoagulan.
    • Terjadi penurunan kliren ginjal Metformin pada penggunaan bersama dengan simetidin, maka dosis harus dikurangi.

    .: Lain-lain :.
    Penyimpanan:
    Simpan pada suhu 15-30oC.
    HARUS DENGAN RESEP DOKTER 

     http://www.hexpharmjaya.com/page/metformin.aspx